5 Sebab Lulusan S1 Ditolak Kerja oleh Perusahaan atau Lembaga (Analisis Psikologi HRD)


Banyak lulusan S1 berharap bisa langsung diterima bekerja setelah wisuda. Namun, kenyataannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Meski ijazah sudah di tangan, seringkali pelamar justru ditolak oleh perusahaan atau lembaga. 

Artikel ini akan mengulas 5 penyebab utama lulusan S1 ditolak kerja berdasarkan sudut pandang psikologi dan pengalaman para profesional HRD (Human Resource Development).

1. Formasi Tidak Sesuai Jurusan

Masalah utama: ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan posisi yang dilamar.

Di dunia kerja, HRD memiliki job description yang jelas dan spesifik. Saat pelamar tidak sesuai dengan formasi yang dibutuhkan, mereka akan tersingkir dari tahap awal. 

Psikologi perekrutan menunjukkan bahwa banyak HRD menggunakan prinsip person-job fit, yaitu kesesuaian antara individu dengan pekerjaan. Ini mencakup latar belakang akademik, kompetensi, dan ekspektasi kerja.

Tips: Fokuslah pada lowongan yang relevan dengan jurusan atau, jika ingin melamar lintas bidang, tunjukkan keahlian tambahan yang mendukung.

2. Skill Terbatas, Sementara Pesaingnya Multiskill

Ijazah saja tidak cukup. Dunia kerja menuntut lebih.

Saat ini, HRD tidak hanya mencari lulusan yang “lulus”, tapi juga yang punya kompetensi tambahan

Misalnya, lulusan komunikasi dengan keahlian desain grafis akan lebih unggul dibanding yang hanya mengandalkan teori kuliah. 

Psikologi organisasi menekankan pentingnya growth mindset—yakni keinginan untuk terus belajar dan berkembang.

HRD lebih tertarik pada kandidat yang menunjukkan inisiatif pengembangan diri, seperti ikut kursus, magang, atau proyek freelance.

Tips: Perkaya portofolio dengan keterampilan praktis dan tunjukkan fleksibilitas dalam berbagai bidang.

3. Kurang Relasi Karena Tidak Pernah Berorganisasi

Networking adalah modal yang tak kalah penting dari nilai akademik.

Banyak HRD percaya bahwa pengalaman organisasi mencerminkan kemampuan sosial dan kepemimpinan seseorang. 

Dari sudut pandang psikologi sosial, interaksi dalam organisasi melatih kecerdasan interpersonal, kemampuan beradaptasi, hingga pemecahan konflik.

Lulusan yang tidak aktif berorganisasi cenderung kurang percaya diri, sulit membangun relasi profesional, dan kurang terlatih dalam kerja tim—padahal semua itu sangat dihargai dalam dunia kerja.

Tips: Jika masih kuliah, aktiflah dalam organisasi atau komunitas. Jika sudah lulus, cari pengalaman melalui volunteering atau kegiatan sosial.

4. Bebal Alias Tidak Mau Menjalankan Saran Orang Lain

Keengganan menerima masukan bisa menjadi penghalang besar dalam karier.

Dalam psikologi kerja, sifat ini disebut resistance to feedback—sikap defensif saat dikritik atau diberi saran. Bagi HRD, pelamar yang terlihat kaku dan tidak terbuka pada arahan akan sulit dibentuk, bahkan bisa menjadi beban tim di masa depan.

Dalam wawancara kerja, sikap ini bisa terdeteksi lewat bahasa tubuh, intonasi, atau respons terhadap pertanyaan kritis. 

HRD mencari orang yang bisa berkembang dari masukan, bukan yang merasa selalu benar.

Tips: Belajarlah menerima kritik dengan terbuka dan reflektif. Tunjukkan sikap siap belajar dan berkembang.

5. Kurang Menjaga Gesture dan Attitude

Sikap dan bahasa tubuh sering kali menjadi penentu akhir.

Dari kacamata psikologi komunikasi, non-verbal cues seperti senyum, kontak mata, cara duduk, atau intonasi berbicara memberi sinyal penting tentang kepribadian. 

Banyak HRD mengatakan, kandidat yang tampak acuh, terlalu santai, atau bahkan arogan akan langsung tersingkir, meski punya CV bagus.

Attitude dalam dunia kerja mencerminkan profesionalisme dan karakter. HRD menginginkan tim yang bisa bekerja sama dengan baik, bukan yang hanya pintar tapi tidak tahu etika.

Tips: Latihlah gesture positif saat interview: duduk tegak, tatap mata lawan bicara, dan tunjukkan antusiasme. Jaga tutur kata dan hindari kesan meremehkan.

Diterima atau ditolak kerja tidak hanya soal IPK atau jurusan. Banyak faktor psikologis yang jadi pertimbangan HRD saat menilai kandidat. 

Penting untuk membekali diri dengan kompetensi yang relevan, sikap yang terbuka, serta gesture yang profesional.

Jangan anggap penolakan sebagai akhir. Jadikan itu sebagai refleksi dan dorongan untuk memperbaiki diri. Ingat, perusahaan mencari orang yang tidak hanya mampu bekerja, tapi juga siap tumbuh bersama.

Ingin lebih siap menghadapi dunia kerja? Mulailah dari sekarang—belajar, bangun relasi, dan ubah mindset.

Tags: #LulusanS1 #TipsKerja #PsikologiHRD #LowonganKerja #SkillKerja #PersiapanKarier #InterviewTips #JobHunting


Link copied to clipboard.