77% Perempuan Gen Z Ingin Berpenghasilan Sendiri Setelah Menikah

Perempuan dan Pilihan Karier, Analisis Psikologis Generasi Z Usia 18–30 Tahun

Perempuan dan Pilihan Karier: Analisis Psikologis Generasi Z Usia 18–30 Tahun


Peran perempuan di era modern semakin kompleks. Tak hanya sebagai istri dan ibu, perempuan masa kini juga ingin mandiri secara finansial dan intelektual. 

Hal ini terbukti dari hasil polling yang dilakukan Psikologi.my.id antara Maret hingga Mei 2025 terhadap 100 perempuan usia 18–30 tahun, terdiri dari 80 mahasiswa generasi Z dan 20 perempuan bekerja yang belum menikah. 

Data ini memberikan gambaran psikologis tentang cara pandang perempuan muda terhadap pendidikan, karier, dan kemandirian ekonomi.

Mayoritas responden (90%) menganggap pendidikan sangat penting untuk perempuan. Sisanya (10%) menganggap penting sesuai kebutuhan, dan tidak ada satu pun yang menjawab bahwa pendidikan tidak penting. 

Ini menunjukkan kesadaran tinggi akan pentingnya pendidikan, bukan hanya sebagai jalan untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga sebagai fondasi aktualisasi diri. 

Dari sudut pandang psikologi perkembangan, usia 18–30 tahun adalah fase pembentukan identitas. Pendidikan menjadi bagian utama dalam membentuk identitas personal maupun sosial seorang perempuan.

Ketika ditanya soal pilihan setelah menikah—apakah ingin tetap bekerja atau menjadi ibu rumah tangga—sebagian besar perempuan (84%) memilih untuk tetap bekerja. 

Hanya 12% yang memilih menjadi ibu rumah tangga, dan sisanya (4%) belum tahu pasti. Ini menandakan terjadinya pergeseran nilai dalam pola pikir generasi muda terhadap peran gender. 

Bagi mereka, menikah bukan berarti harus melepaskan karier. Mereka melihat pernikahan sebagai kemitraan, bukan struktur hierarkis yang membatasi kebebasan individu. 

Dalam konteks psikologi sosial, keputusan untuk terus bekerja berkaitan erat dengan kebutuhan mempertahankan harga diri, identitas profesional, serta otonomi dalam kehidupan berkeluarga.

Polling juga mengungkap bahwa 77% responden menganggap penting bagi perempuan untuk memiliki penghasilan sendiri. Hanya 6% yang menjawab "sesuai kebutuhan", dan 17% belum memiliki pendapat yang jelas. 

Kemandirian finansial menjadi aspek yang sangat dihargai oleh perempuan muda. Mereka memahami bahwa penghasilan pribadi bisa memberi ruang lebih luas untuk membuat keputusan, menghindari ketergantungan ekonomi, dan menjaga stabilitas mental. 

Dari sisi psikologi feminis, penghasilan sendiri merupakan simbol kebebasan sekaligus kekuatan.

Meskipun demikian, adanya sebagian kecil responden yang masih ragu atau belum memiliki pandangan yang kuat menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisional masih memiliki pengaruh. 

Beberapa perempuan mungkin masih bergulat dengan ekspektasi sosial tentang peran domestik yang melekat pada identitas perempuan.

Dari hasil polling ini dapat disimpulkan bahwa perempuan generasi Z menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya pendidikan, kemandirian ekonomi, dan pengembangan diri. 

Mereka tidak lagi membatasi diri pada peran tradisional semata, tetapi ingin berkontribusi secara aktif dalam ruang publik dan profesional.

Kondisi ini menjadi peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, perempuan muda kini semakin siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan rumah tangga secara seimbang. 

Di sisi lain, mereka tetap membutuhkan dukungan dari lingkungan sosial, keluarga, dan kebijakan yang adil gender.

Pendidikan, pelatihan keterampilan, dan mentoring karier perlu terus didorong untuk menjawab kebutuhan dan semangat perempuan masa kini. 

Selain itu, edukasi tentang manajemen waktu, keseimbangan peran, serta kesehatan mental sangat relevan untuk membekali perempuan muda agar tetap tangguh dalam menjalani berbagai peran.

Perempuan masa kini tak hanya ingin dicintai dan dihargai, tapi juga diakui kemampuannya. Mereka ingin berdiri sejajar, bukan bersaing, dalam membangun keluarga dan masa depan. 

Dengan dukungan yang tepat, potensi besar generasi perempuan muda ini bisa menjadi kekuatan utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan gender.

Tags:
Karir
Link copied to clipboard.