Memasak Banyak Manfaatnya, Aktivitas Fisik dan Mental yang Bikin Pikiran Selalu Hidup
Manfaat memasak dari aspek psikologi
Memasak punya banyak manfaat bagi kesehatan mental, fisik, dan emosional. Aktivitas ini merangsang otak, melatih fokus, hingga membantu mengelola stres. Tak hanya itu, memasak juga bukan pekerjaan yang identik dengan gender tertentu, melainkan keterampilan universal yang layak dimiliki siapa saja.
1. Memasak Menjaga Pikiran Tetap Aktif
Dalam dunia psikologi, aktivitas seperti memasak dapat memicu kondisi mental yang disebut “flow”, yaitu keadaan saat seseorang tenggelam dalam aktivitas yang menyenangkan dan menantang.
Teori ini dikembangkan oleh Mihaly Csikszentmihalyi, dan menjelaskan bahwa saat seseorang memasak, ia terlibat penuh dalam proses kreatif—memotong, mengaduk, menakar, dan mencicipi. Pikiran pun menjadi lebih aktif dan segar.
Tak hanya itu, memasak juga melibatkan kerja otak dalam:
- Merencanakan menu
- Menyusun urutan kegiatan
- Menyesuaikan rasa
- Mengatur waktu
Semua itu membantu melatih kemampuan kognitif, menjaga otak tetap tajam, dan mencegah stres berlebih.
2. Memasak Bersifat Universal, Bukan Hanya Tugas Perempuan
Di masa lalu, memasak sering dianggap sebagai tugas perempuan. Namun kini, memasak adalah keterampilan hidup yang tidak terkait dengan gender. Baik pria maupun wanita memiliki kemampuan dan hak yang sama untuk menikmati serta menguasai kegiatan ini.
Buktinya, banyak chef pria terkenal seperti Gordon Ramsay, Jamie Oliver, dan Chef Juna di Indonesia, yang menunjukkan bahwa memasak adalah seni dan keahlian yang bisa dikembangkan oleh siapa pun.
Memasak bersama pasangan atau anggota keluarga juga menjadi cara membangun kedekatan dan kebersamaan di rumah.
3. Manfaat Memasak untuk Kesehatan Mental
Selain merangsang otak, memasak memiliki efek positif bagi kesehatan mental. Banyak psikolog menyarankan kegiatan ini sebagai bagian dari terapi karena:
- Mengurangi kecemasan dan stres
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Memberikan rasa pencapaian
Terutama saat seseorang memasak untuk orang lain, muncul perasaan memberi, dicintai, dan dihargai. Hal ini memperkuat emosi positif dalam diri.
4. Racikan Masakan yang Seimbang Membantu Kesehatan Jiwa dan Tubuh
Tidak hanya prosesnya, hasil dari memasak juga berdampak besar. Racikan yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak sehat, dan serat berperan penting dalam menjaga stabilitas emosi dan fisik.
Menurut psikologi nutrisi, makanan dengan kandungan gizi seimbang dapat:
- Menjaga kestabilan mood
- Mengontrol hormon
- Meningkatkan energi dan fokus
Sebaliknya, makanan tinggi gula, garam, atau lemak jenuh justru bisa menyebabkan kelelahan, mudah marah, bahkan depresi ringan.
5. Memasak Sebagai Bentuk Ekspresi dan Terapi Diri
Masak juga merupakan bentuk ekspresi diri. Banyak orang menjadikan aktivitas ini sebagai hobi dan media untuk mencurahkan perasaan. Dalam dunia terapi, memasak bisa menjadi bagian dari metode self-healing atau pemulihan diri.
Ketika seseorang memasak untuk orang yang ia sayangi, ia sedang membangun ikatan emosional yang erat. Makanan menjadi simbol cinta dan perhatian.
Jadi, jangan ragu untuk mulai memasak. Selain bisa membuat pikiran lebih hidup, kamu juga sedang menjaga kesehatan mental, fisik, dan relasi sosialmu—semua dari dapur rumah sendiri.
Tag:
memasak sehat, manfaat memasak, psikologi memasak, terapi memasak, dapur sehat, keseimbangan gizi, memasak bukan tugas perempuan